“Ya Allah, berkahi kami di bulan Sya’ban ini, juga bulan Rajab yang lalu, dan panjangkan umur kami untuk berjumpa dengan bulan suci-Mu.” Amin
Semakin dekat Ramadhan, boleh jadi umat Islam masih disibukkan dengan beberapa permasalahan yang dialamatkan kepadanya. paling tidak dengan issu miring tentang terorisme, pilpres yang juga masih menunggu putusan MK, dan juga permasalahan yang lain.
Issu miring tentang terorisme kian gencar dipublikasikan oleh media massa, terutama media massa elektronik, yang menggiring opini masyarakat bahwa tindak penggrusakan itu ada kaitannya dengan umat Islam. Bahkan salah satu tv swasta menayangankan tentang terorisme, yang dimunculkan justeru pejuang-pejuang Al-Qassam Palestina. Apa hubungannya Al-Qassam dengan terorisme, dengan Indonesia???
Padahal dengan jelas-jelas MUI, sebagai representasi umat Islam menolak dengan tegas aksi-aksi pengrusakan itu, juga ormas-ormas Islam dan seluruh umat Islam di negeri ini. Tidak setuju dengan tindakan itu. Kalau toh, itu dilakukan oleh orang Islam, tidak bisa dengan general semua umat Islam dan Islam sebagai agama damai di sama-ratakan. Pelakunya hanya oknum, sebagaimana di dalam agama-agama lain atau bahkan instansi-instansi ada yang disebut dengan oknum juga.
Karena itu, umat Islam menghimbau agar media massa, terutama elektronik tidak lagi mempublikasikan tayangan-tayangan yang berbau diskrimanitafi terhadap umat Islam. Himbauan ini penting, karena umat Islam sebentar lagi akan menghadapi bulan yang disucikan, bulan yang dimuliakan, bulan Ramadhan. Bulan cerminan kedamaian, persaudaraan, kesetaraan, solidaritas dan kebaikan.
Alhamdulillah, lembaga-lembaga umat Islam juga sudah menyerukan ke pihak Pemerintah, agar bisa mengawasi makanan-makanan selama Ramadhan, hiburan-hiburan selama Ramadhan. Seruan ini sudah jauh-jauh hari dikumandangkan, seyogyanya Pemerintah juga merespon seruan ini.
Bagi umat Islam, hendaknya menjadikan bulan Sya’ban ini sebagai bulan persiapan. Persiapan yang diperlukan di antaranya: Persiapan maknawiyah atau ruhani, dengan membisakan diri menggiatkan ibadah-ibadah mahdlah, ritual, seperti shuam, qiyamullail, tilawah Al-Qur’an, sedekah, dan yang lainnya. Persiapan fikriyah atau pengetahuan tentang ibadah-ibadah Ramadhan. Persiapan Maaliyah atau materi, guna meningkatkan ibadah-ibadah sosial di bulan Ramadhan nanti.
Disunnahkan untuk memperbanyak shaum (puasa) pada bulan Sya’ban, karena Rasulullah saw. dahulu selalu melakukannya. Dalam kitab As-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) terdapat hadits ‘Aisyah ra., dia berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.”
Tentu juga, mengkondisikan lingkungan masyarakat agar bersiap-siap menyambut Ramadhan dengan: aksi bersih lingkungan, bersih tempat ibadah, memasang spanduk, umbul-umbul sambut Ramadhan dan yang lainnya.
Sya’ban semakin merayap, Ramadhan kian dekat. “Ya Allah panjangkan umur kami sehingga berjumpa Ramadhan.” Allahumma aamiin.
(Disadur dari artikel kiriman seorang sahabat)
0 komentar:
Posting Komentar