Kewajipan shalat lima kali sehari semalam ke atas semua umat Islam bermula sejak Rasulullah diangkat ke langit saat peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Begitu istimewa sekali ibadah shalat sehingga Rasulullah SAW naik ke
langit bagi menerima Rukun Islam yang kedua ini, tidak seperti
ibadah-ibadah lain.
Keistimewaan shalat menarik minat peneliti Universiti Malaya (UM).
Minat penelitian ini timbul karena dipandang masih teramat sedikitnya
kajian yang komprehensif mengenai shalat dari segi saintifik.
Sebuah studi ilmiah di Malaysia mengungkap manfaat dari ibadah
shalat, tidak hanya meningkatkan iman seseorang, tapi melakukannya
dengan gerakan yang benar juga bermanfaat untuk kesehatan mental dan
fisik, termasuk menyembuhkan disfungsi ereksi.
Manfaat lain yang diungkap dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti biomedis di Universitas Malaya adalah, shalat bisa mengurangi detak jantung yang cepat, mengurangi sakit punggung, dan menguatkan otot bawah panggul.
Manfaat lain yang diungkap dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti biomedis di Universitas Malaya adalah, shalat bisa mengurangi detak jantung yang cepat, mengurangi sakit punggung, dan menguatkan otot bawah panggul.
Penelitian ini dikethuai Kepala Biomedical Engineering Department
di Universitas Malaya, Prof Madya Dr Fatimah Ibrahim beranggotakan Prof.
Dr. Wan Abu Bakar Wan Abas dan Ng Siew Cheok. Menurut Fatimah Ibrahim,
berdasarkan hasil studi mereka menemukan shalat dapat membantu pasien
penderita disfungsi ereksi.
Mengutip hasil studi peneliti sebelumnya Marijke Van Kampen, Dr.
Fatimah mengatakan olahraga untuk otot bawah panggul bisa memperlancar
sirkulasi darah dan mengurangi gejala penyakit disfungsi ereksi.
“Percobaan yang kami lakukan terhadap dua orang pasien penderita
disfungsi ereksi, menunjukkan adanya perbaikan yang cepat (dalam hal
kesehatan seksual mereka), setelah menjalani “terapi shalat” selama
satu bulan,” katanya kepada para wartawan setelah pembukaan seminar
nasional “Shalat Science” di Masjid Wilayah Persekutuan, Malaysia (5/8).
Seminar dibuka oleh mantan perdana menteri Malaysia Tun Abdullah Ahmad
Badawi.
Dr. Fatimah mengatakan, gerakan shalat juga bisa mengurangi derita
sakit punggung, terutama bagi ibu hamil. Studi itu dilakukan dengan
melibatkan pasien penderita sakit punggung biasa dan ibu hamil dari
komunitas Melayu, India dan China.
Posisi Rukuk
Menurut Ng Siew Chok yang menjalankan kajian otak dalam dalam
penelitian ini mengatakan, setiap pergerakan manusia menghasilkan corak
gelombang otak yang tertentu dan unik.
Gelombang otak yang dihasilkan ketika pergerakan meliputi gelombang alfa, beta dan gamma.
Kajian akan dilakukan atas gelombang otak yang dihasilkan ketika
bersslat pada setiap posisi seperti rukuk, sujud, I’tidal dan duduk saat
tahiyat.
“Shalat
jelas secara umumnya melibatkan bacaan serta penghayatan ayat suci
Al-Quran, doa-doa serta pergerakan yang didapati menyamai meditasi.
“Semasa solat, berhenti seketika sebelum berganti posisi atau
tuma’ninah dapat dikatakan seseorang berada dalam masa ketenangan,”
katanya.
Dalam kajian ini isyarat otak subjek Muslim yang bershalat direkam dan dianalisis, di mana dua kajian saintifik dilakukan yaitu pada perobahan isyarat otak saat tuma’ninah dan kesan shalat kepada isyarat otak.
Dalam kajian ini isyarat otak subjek Muslim yang bershalat direkam dan dianalisis, di mana dua kajian saintifik dilakukan yaitu pada perobahan isyarat otak saat tuma’ninah dan kesan shalat kepada isyarat otak.
Hasilnya, kata Siew Cheok, didapati shalat menghasilkan keadaan
tenang kepada otak manusia dan menunaikan shalat amat baik dalam
mengekalkan tahap kestabilan mental dan emosi seseorang.
Posisi rukuk dan sujud bisa digunakan sebagai terapi, karena
gerakan itu membuat tulang belakang menjadi rileks dan mengurangi
tekanan pada syaraf tulang belakang.
“Ibu-ibu non-Muslim hanya melakukan gerakan posisi itu selama
terapi berlangsung. Mereka menunjukkan kemajuan hanya dalam waktu satu
bulan,” katanya.
Dalam penelitian Prof Dr Wan Azman Wan Ahmad, konsultan spesialis
jantung di UM Medical Centre, menemukan bahwa detak jantung dapat
berkurang kecepatannya hingga 10 kali dalam satu menit pada posisi
sujud, di mana kening, hidung, tangan dan lutut kaki menyentuh tanah.
Ia mengatakan, 12 raka’at shalat sama dengan 30 menit olahraga ringan setiap hari seperti yang dianjurkan oleh ahli-ahli kesehatan.
Ia mengatakan, 12 raka’at shalat sama dengan 30 menit olahraga ringan setiap hari seperti yang dianjurkan oleh ahli-ahli kesehatan.
Tahajjud
Sebelum temuan ini, Dr. Mohammad Sholeh asal Indonesia melakukan
penelitian hubungan shalat tahajjud dan dampaknya bagi kesehatan.
Penelitian menunjukkan, shalat tahajjud yang dilakukan secara ikhlas dan
kontinyu, ternyata mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga
dapat digunakan sebagai coping mechanism atau pereda stres yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural. Penelitian berupa disertasi berjudul Pengaruh Shalat Tahajjud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik, juga menunjukkan, bahwa shalat tahajjud bisa menjadi penyembuh penderita kanker ganas.
0 komentar:
Posting Komentar