Sebagian kecil pria ada yang sanggup
menikahi belasan bahkan hingga puluhan wanita. Kok bisa? Bagaimana pandangan baik secara medis (kesehatan) maupun agama?
BAGI pria umumnya, punya 1 istri wajar. Miliki 2 istri kewalahan,
apalagi lebih dari itu. Kewalahan di sini, baik dalam hal pemenuhan
kebutuhan lahiriah maupun batiniah.
Tetapi Juaini Rahman alias Jon, seolah tidak termasuk dalam golongan
orang yang disebut terakhir. Pria ‘’perkasa’’ yang kini berdomisili di
Praya, Lombok Tengah, itu telah menikahi 44 wanita. Dan, yang langka
terjadi pada pria umumnya, Jon bisa mengoleksi empat istri dalam satu
rumah.
Nama Jon cukup populis di kalangan sebagian laki-laki penganut poligami di Praya dan sekitarnya.
Rumahnya saat ini di Lingkungan Srigangge, Kelurahan Tiwu Galih, Praya.
Tepatnya, di sebelah barat BTN Bonter, belakang RSUD Praya. Hanya
sekitar 15 meter sebelah utara pinggir jalan.
Lombok Post hanya butuh bertanya dua kali untuk menemukan rumah Jon. Hal
itu karena didukung oleh popularitas Jon di lingkungan sekitar.
Sebelum tiba di Srigangge, wartawan koran ini sempat penasaran dengan
sosok Jon. Karena selama ini, nama Jon itu hanya didengar dari cerita
orang lain. Tidak pernah melihat langsung dan berbicara empat mata
dengan sang penakluk puluhan perempuan itu.
Sebelum bertemu, yang terbayang di benak bahwa sosok yang akan ditemui
memiliki tampang seperti artis yang kerap muncul di televisi.
Rasa penasaran itu akhirnya terjawab setelah bertemu. Raut wajah dan
postur tubuh pria 52 tahun itu tidak jauh berbeda dengan laki-laki
seusianya pada umumnya.
Saat Lombok Post tiba di kediamannya, Jon kebetulan sedang
berbincang-bincang dengan salah satu rekannya di halaman rumah yang
langsung berhadapan dengan sawah. Perbincangan mereka terlihat serius
meski hanya beralaskan sebuah tikar yang sudah lusuh. Mereka tampak
ditemani masing-masing secangkir kopi.
Karena tikar tidak memuat jika dipakai duduk tiga orang, Jon terpaksa
mengalah dan duduk di atas rumput. Sejurus kemudian, dia lalu
melontarkan ajakan. ‘’Kita di dalam saja. Tidak enak berbincang
disini,’’ ajak Jon setelah wartawan memperkenalkan diri dan mengutarakan
maksud kedatangan.
Ajakan Jon terpaksa ditolak. Itu karena (maaf) sepintas rumah Jon agak
sempit. Apalagi belasan anak-anaknya saat itu sedang bermain di dalam
rumah. Perbincangan tentu tidak akan refresentatif jika berlangsung di
dalam rumah.
‘’Saya sudah menikah 44 kali. Dan, saya punya target
menikah sebanyak 100 kali,’’ demikian kata-kata awal Jon.
Dari puluhan wanita yang telah dipersunting itu, Jon hanya pernah
mendapat janda dua kali (dua orang). Itupun janda yang tidak memiliki
anak dari suami sebelumnya. Selebihnya, wanita yang dinikahi masih gadis
alias belum pernah menikah.
Selama ini, Jon memiliki kebiasaan mengoleksi empat istri sekaligus
dalam sebuah rumah. Sebuah kondisi yang sulit bahkan sangat tidak
mungkin dilakukan oleh kaum pria pada umumnya. Namun baginya, itu
sesuatu yang biasa. Sebaliknya, ia akan merasa janggal jika tidak
memiliki empat istri.
‘’Sekarang saya belum tenang karena istri tinggal tiga,’’ tuturnya.
‘’Yang satu sudah saya ceraikan belum lama ini. Saya akan menikah
lagi,’’ sambung Jon.
Tiga wanita yang masih menjadi istrinya adalah Radiah, Hilmiah, dan
Mahyun. Ia menikahi Radiah pada 1980. Radiah merupakan wanita terlama
yang dipertahankan. Dari wanita asal Seganteng ini
, Jon memperoleh 10 putra dan putri.
Sedangkan Hilmiah, dinikahinya sejak 13 tahun. Sementara Mahyun baru
dinikahi 1,5 tahun silam dan belum memiliki anak karena sempat
keguguran.
Ke-44 wanita yang pernah dipersunting Jon, mereka berasal dari berbagai
daerah. Ia memastikan diri untuk menikahi wanita di setiap pulau yang
pernah didatangi. Saat merantau ke dataran Jawa, ia menikahi wanita suku
Jawa sebanyak 11 kali. Di Dumai 3 kali. Dan, dua wanita di Pulau
Kalimantan.
Dari puluhan wanita yang ia nikahi itu, Jon telah dikarunia sekitar 58
anak. 28 di antaranya masih hidup hingga saat ini. Selebihnya telah
meninggal dunia. Dan
, dari puluhan anaknya itu, 15 di antaranya menetap bersama Jon. Sedangkan yang lain tinggal bersama ibunya masing-masing.
Wanita pertama yang mendapat keperjakaan Jon adalah Siti Aisyah. Seorang
perempuan dari Aikmel, Lombok Timur (Lotim). Ia menikahi perempuan
tersebut pada 1976.
Apa yang membuatnya mampu menundukkan hati puluhan wanita itu?
Mendengar pertanyaan itu, tanpa ragu dan sungkan Jon membeberkan
rahasianya. Mudahnya dia mendapat perempuan yang ingin ia nikahi tidak
lepas dari pengaruh ilmu (semacam pelet) yang ia miliki. Ilmu tersebut
diperoleh dengan cara bertapa di salah satu kuburan pada tahun 1974.
Sejak itu, ia begitu mudah mendapatkan wanita mana saja yang diinginkan.
Pelet milik Jon dipergunakan dengan berbagai cara. Tergantung rumusan
nama sang wanita yang dibidik. Bisa melalui azan, pandangan mata, rokok,
dan bisa juga dengan cara-cara lainnya. ‘’Tergantung rumusan namanya,’’
tegasnya.
Karena ilmunya itu pula, Jon tidak pernah pusing memikirkan biaya
pernikahan. Ia cukup menyediakan uang sekitar Rp 300 sampai Rp 500 ribu
untuk biaya surat pernikahan saja. Wanita yang dinikahi tidak meminta
mahar tinggi karena sudah lupa diri dan pasrah. ‘’Malah saya yang
dibayar,’’ akunya.
Di balik kegemarannya mengoleksi empat istri, Jon sebenarnya berasal
dari keluarga yang pas-pasan. Rumahnya saja masih menyatu dengan orang
tua. Tempat tinggal Jon, terdiri dari satu ruang tidur dan satu kamar
tamu yang sekaligus berfungsi sebagai dapur. Di tempat itulah, Jon
tinggal bersama ketiga istri dan belasan anaknya saat ini.
Meski dengan kondisi yang pas-pasan, semua istrinya tetap akur. Mereka tidak pernah terlibat pertengkaran satu sama lain.
Terkadang Jon yang nakal dan agak tega-an. Dia sengaja membuat gara-gara
jika sudah bosan dengan salah satu istrinya. Dan, itu akan menjadi
alasan baginya untuk menceraikan istri yang sudah tidak ingin
dipeliharanya.
Pada suatu ketika, cerita Jon, dirinya sengaja menaruh uang di tempat
terbuka di dalam rumah. Jebakan Jon berhasil karena salah satu istrinya
mengambil uang yang ia taruh. Hal itu kemudian menjadi alasan untuk
menceraikan salah satu istrinya yang mengambil uang.
Untuk menghidupi sekian istri dan anak-anaknya, Jon melakukan pekerjaan serabutan.
Belakangan ini ia tekun mengais rezeki melalui tambang emas. Sebelumnya,
ia bekerja sebagai nelayan air tawar. Karena ekonomi yang pas-pasan,
pendidikan belasan anaknya tidak terurus.
Jika begini keadaan, kenapa harus sering kimpoi-cerai dan punya banyak anak?
Pria berambut ikal tersebut menjawab dengan enteng. ‘’Menjalankan sunnah
Rasul. Saya bisa berbuat adil dan tidak pernah mengoleksi lebih dari
empat orang,’’ tuturnya.
Sebagai seorang muslim, Jon ingin memiliki anak sebanyak-banyak. Dengan demikian, populasi umat Islam akan bertambah banyak.